0 - 9 | A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z |
Biography The BrandalsTerminasi kata 'Brandalisme' juga teraplikasi pada pengembangan dari musikalitasnya. The Brandals terus berevolusi sampai di titik dimana pada akhirnya mereka menemukan karakterisasi yang sangat spesifik dari sound The Brandals pada album kali ini. Perpaduan antara blues sways, punk rock stomps, dan rockabilly rolls adalah bukti akurat sejak debut album pertama. Tapi pada album ketiga ini the Brandals melebar ke teritori lain yang belum pernah dijamah sebelumnya. Elaborasi peleburan elemen lain yang bisa dirangkum sebagai 'The Brandals sound'. Karenanya, album ini diberi judul Brandalisme. Secara general yang membedakan album Brandalisme ini dengan yang sebelumnya adalah adanya kehadiran rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka berusaha ekspresikan dan bagi pada khalayak selama ini. Sebuah ciri khas kedewasaan yang terkesan klise tetapi memang tidak bisa dipungkiri. Semua ini hadir tanpa meninggalkan citra the Brandals yang selama ini telah terbangun. Pemberontakan atau perlawanan yang hadir tampak lebih composed, lebih dewasa. Seperti pemberontakan terhadap apatisme dan ingin membuat perubahan secara positif terhadap lingkungan. Mereka berusaha mengajak pendengarnya untuk lebih perduli dan sadar diri. Sejak tahun 2005 lalu the Brandals diminta oleh yayasan AIDS, YAIDS, untuk menjadi corong mereka dengan melakukan kampanye demi kepekaan anak muda untuk penyakit tersebut. Pada tahun yang sama the Brandals juga diminta oleh organisasi internasional WWF (World Wildlife Fund) untuk menjadi duta organisasi yang memberikan pendanaan sosial ini. Hal tersebut juga menjadi semacam pengakuan yang signifikan terhadap sebuah band yang ternyata tak hanya prima dalam performa tetapi juga sanggup menjadi wakil untuk menyuarakan pesan-pesan penting kepada masyarakat urban, terutama kepada pemuda di tanah air. Sejauh ini demikian lah yang ditawarkan oleh the Brandals. Sound yang mungkin akan diinterpretasi, kategorisasi dan direview sebagai album yang buruk atau bagus bagi pendengar (ataupun oleh media). Sejujurnya, untuk keuntungan mereka, hal terakhir yang mereka khawatirkan adalah kritik dan hal yang ada di atas. Inilah apa yang tercurah dari hati mereka yang terdalam. Sound dari Brandalisme.Di album ini the Brandals kembali dibantu oleh beberapa teman seperjuangan yang telah memberi dukungan tak terhingga. Ramondo Gascaro dan Awan Garnida dari Sore (juga sejawat dalam label Aksara records) memberi bantuan vokal latar serta sentuhan piano dan organ Hammond. Amar Ramadhan dari Maliq and D’Essentials kembali hadir dengan tiupan terompetnya di lagu ”Is It You Girl?”. Aghi Narottama (Ape On The Roof, LAIN) yang bertindak sebagai sound engineer dalam proses mixing & mastering juga menyumbangkan hentakan piano boogie di single petama ”100% Kontrol”. Nama David Tarigan pun menambah riuh repertoire kami di lagu ”City Boy” dengan gitar akustiknya.Tak lupa, band asal Jakarta Timur ini juga berkolaborasi dengan seniman graffiti muda Jakarta, Darbotz, yang mendesain sampul album dengan ikon Cumi khasnya. Semua dukungan di atas menjadikan album ini sebagai perpajangan perjalanan kedewasaan yang telah dimulai pada Audio Imperialist (Flystation/Warner, 2005). |