0 - 9 | A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z |
Biography Arwana
Impian romantik anak daerah untuk menaklukkan kota Jakarta dengan
modal kemampuan main musik, seperti yang pernah dituangkan Ebiet G. Ade
dalam syair lagu Jakarta, ternyata masih jadi sumber semangat kelompok - kelompok
musik lain. Contohnya, Arwana. Beranggotakan Hendri Lamiri [Biola], Delsy
Ramadhan [Keyboard], Yan Machmud [Vokal / Gitar], Yudie Yanis Chaniago
[Dram], Wansyah Fadli [Gitar] dan Endro Lelono [Bas] ini tidak saja jadi simbol
kebanggaan daerah asal mereka, Kalimantan Barat, tapi juga merangsang
munculnya musisi - musisi lain dari daerah itu. Sekadar catatan, kelompok yang
punya album pertama berjudul `Asa` ini, kemungkinan besar kelompok musik
pertama dari Kalimantan Cerita terbentuknya group ini diawali pada tahun 1988, Yudie merantau ke Jakarta. Di Jakarta, Yudie sering main musik di pub. Selang beberapa lama kemudian, Yudie bertemu Hendri, teman sedaerah, yang mahir menggesek biola. Mulailah impian mereka coba diwujudkan. Niat Yudie untuk membuat rekaman bersama teman - teman sedaerah, ternyata juga jadi obsesi Hendri. Mereka pun mulai mendiskusikan musik yang akan dimainkan. Tidak terlalu lama, Endro, Delsy, Wansyah dan Yan Machmud bergabung. Mereka datang dengan cita - cita yang sama, main musik di Jakarta. Asal tahu saja, semua personil Arwana ke Jakarta tanpa membawa ijazah. Mereka ke Jakarta untuk bermain musik, bukan untuk mencari pekerjaan. Jadi, mereka cukup membawa ketrampilan bermusik saja Tahun 1994, ketika memutuskan membentuk band, mereka bukan pemusik tanpa pengalaman. Yudie misalnya, pernah mencoba rekaman walau gagal. Sedang Musdianto, pernah berguru pada A. Riyanto, hingga mendapat julukan Yan Machmud. Dengan nama Nackel, mereka membawakan lagu - lagu Top 40, dan menjajal pub sebagai ajang latihan. Nama Nackel, merupakan plesetan dari kata nakal. Tiap berkumpul, mereka selalu bercanda. Itu mereka lakukan untuk membunuh rasa rindu pada kampung halaman. Menurut mereka, nakal tidak sama maknanya dengan jahat. Nakal mengandung arti kreatif, positif dan konstruktif. Sedang jahat itu tidak kreatif, negatif dan destruktif. Tahun 1995, Nackel membuat master berisi 10 lagu. Modalnya, dari pinjaman seorang teman, sesama orang Pontianak, yang telah berhasil menaklukkan Jakarta. Jaminannya, jika album mereka laku, baru uangnya dikembalikan. Tak heran kalau si pemilik modal sampai merasa perlu membantu memasarkan master itu ke perusahaan rekaman besar. Setelah ditolak, Yudie menawarkan master itu pada Sony Music Indonesia. Tanpa melewati proses berbelit, master itu diterima. Nah, ketika kaset mereka hendak diedarkan, mereka tidak mau
menggunakan nama Nackel. Tapi mereka juga bingung mencari nama pengganti.
Mereka mempunyai tiga nama, yaitu Eqbar, Khatulistiwa dan Arwana. Eqbar atau
Khatulistiwa, artinya garis lini yang melewati kota Pontianak. Tapi mereka
menganggap nama itu kurang unik. Maka dipilihlah nama yang mereka anggap
lebih unik : Arwana. Arwana [Xilocarpus]
|